Nama : Merriana
NIM : D03112041
METODOLOGI PENELITIAN
Metedologi
Penelitian terdiri dari dua kata yaitu Metodologi dan penelitian. Metodologi
dari kata Metode yang berarti cara, dan Logos yang artinya ilmu / sifat ilmiah.
Jadi metodologi merupakan analisis teoritis mengenai suatu metode, cara kerja,
langkah – langkah ataupun prosedur. Sedangkan Penelitian adalah suatu
penyelidikan yang sistematis untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, dan juga
merupakan suatu cara yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelesaikan
masalah tertentu.
Jadi
Metodologi Penelitian merupakan serangkaian aturan, langkah-langkah, ataupun
prosedur yang sistematis dan terorganisasi yang digunakan oleh peneliti untuk
menemukan dan menyelesaikan suatu masalah serta mengembangkan ilmu pengetahuan.
Tujuan Penelitian
adalah untuk menemukan, membuktikan dan mengembangan ilmu pengetahuan.
a.
Penemuan. Data yang ditemukan
dari penelitian merupakan data baru yang belum pernah diketahui sebelumnya.
- Pembuktian. Data yang ditemukan dari
penelitian digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi
pengetahuan sebelumnya.
- Pengembangan. Data yang ditemukan dari
penelitian digunakan untuk memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan
yang telah ada sebelumnya.
Kegunaan penelitian adalah untuk memahami, mengantisipasi
serta memecahkan masalah
- Memahami
masalah. Data
yang ditemukan dari penelitian digunakan untuk memperjelas suatu masalah
atau informasi.
- Mengantisipasi
masalah. Data
yang ditemukan dari penelitian digunakan untuk mengupayakan agar masalah
tersebut tidak terjadi.
- Memecahkan
masalah. Data
yang ditemukan dari penelitian digunakan untuk menghilangkan atau meminimalkan
masalah.
Langkah Dalam Metode Ilmiah
Menurut
Schluter (1926) terdapat 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan metode
ilmiah. Di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Pemilihan
bidang, topik atau judul penelitian.
b. Mengadakan
survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin dipecahkan.
c. Membangun
sebuah bibliografi.
d. Memformulasikan
dan mendefinisikan masalah.
e. Membeda-bedakan
dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
f. Mengklasifikasikan
unsur-unsur dalam masalah menurut hubungannya dengan data atau bukti,baik secara
langsung atau pun tidak langsung.
g. Menentukan
data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam
masalah.
h. Menentukan
apakah data atau bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.
i. Menguji
untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.
j. Mengumpulkan
data dan keterangan yang diperlukan.
k. Mengatur
data secara sistematis untuk dianalisa.
l. Menganalisa
data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
m. Mengatur
data untuk persentase dan penampilan.
n. Menggunakan
citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).
o. Menulis
laporan penelitian.
Prinsip-Prinsip Metodologi Penelitian
menurut beberapa ahli
1.
Rene
Descartes
Rene
Descartes mengemukakan 6 (enam) prinsip Metodologi dalam karya Discourse On
Methoda yaitu sebagai berikut :
A.
Masalah
ilmu pengetahuan harus dimulai dengan akal sehat (common sense) yang pada
umumnya dimiliki oleh semua orang.
Menurut Descartes Akal
sehat sangat penting penerapannya dalam aktivitas ilmiah.
B.
Menjelaskan
kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan digunakan dalam aktivitas ilmiah
maupun dalam penelitian.
Descartes mengajukan 4
(empat) langkah atau prosedur yang dapat membantu dalam metodologi penelitian
yaitu:
1.
Jika
kita tidak mempunyai pengetahuan yang jelas mengenai kebenarannya, jangan langsung
menerima baik apa saja sebagai yang benar. Artinya, dengan cermat hindari
kesimpulan-kesimpulan dan pra konsepsi yang terburu-buru dan jangan memasukkan
apapun ke dalam pertimbangan lebih dari pada yang terpapar dengan begitu jelas
sehingga tidak perlu diragukan lagi.
2.
Pecahkanlah
setiap kesulitan anda menjadi sebanyak mungkin bagian dan sebanyak yang dapat
dilakukan untuk mempermudah penyelesaiannya secara lebih baik.
3.
Berpikir
secara jernih dan tertib, mulai dari objek yang paling sederhana sampai yang
paling mudah, lalu setahap demi setahap meningkat sedikit demi sedikit, sampai ke pengetahuan yang paling kompleks,
dan dengan mengumpamakan sesuatu urutan di antara objek tersebut.
4.
Buat
urutan untuk seluruh permasalahan dengan sedetail mungkin serta tinjau ulang masalah
dengan menyeluruh sampai kita merasa pasti, dan tidak ada satu pun yang
terlewatkan.
Langkah
yang digambarkan Descartes diatas merupakan suatu sikap skeptis metodis dalam
mendapatkan suatu kebenaran yang pasti.
C.
Beberapa
kaidah moral yang menjadi landasan penerapan metode sebagai berikut:
1.
Mematuhi
undang-undang, adat istiadat serta kebudayaan sambil berpegang pada agama.
2.
Bertindak
dengan tegas, baik pada pendapat yang paling meyakinkan maupun yang paling
meragukan.
3.
Berusaha
mengubah diri sendiri terlebih dahulu dari pada merombak tatanan dunia.
D.
Menegaskan
pengabdian pada kebenaran yang sering kali dibingungkan oleh alat indera. Kita
dapat meragukan semua hal, namun kita tidak mungkin meragukan diri sendiri,
meskipun kita sedang dalam keadaan ragu-ragu.
E.
Menegaskan
tentang dualisme dalam diri manusia yang terdiri dari dua substansi yaitu Rescogitans (jiwa), dan Res-Extensa (jasmani)
2.
Alfred
Julesayer
Dalam
karya Language Truth and Logic. Alfred Julesayer mengemukakan bahwa prinsip
metodologi terkait dengan prinsip verifikasi.
Menurut
Alfred Julesayer , terdapat dua jenis verifikasi yaitu:
a.
Strong
verifiable atau Verifikasi dalam arti yang ketat, merupakan sejauh mana
kebenaran suatu proposisi (duga-dugaan) mendukung pengalaman secara meyakinkan
b.
Soft
verifiable atau Verifikasi dalam arti yang lunak, merupakan kemungkinan untuk
menerima pernyataan dalam bidang sejarah/masa lampau dan ramalan masa depan
sebagai pernyataan yang mengandung makna
3.
C.
Karl Raimund Popper
K.R.
Popper merupakan seorang filsuf kontemporer yang melihat kelemahan prinsip
verifikasi yang berupa sifat pembenaran (justification) terhadap teori yang
telah ada.
K.R.
Popper mengajukan beberapa prinsip verifikasi sebagai berikut:
a.
Popper
menentang anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat dibuktikan
kebenarannya melalui prinsip verifikasi.
Teori ilmiah selalu
bersifat dugaan sementara atau hipotesis, tidak ada kebenaran terakhir. Setiap
teori selalu terbuka dan dapat ditambahkan atau digantikan oleh teori lain yang
lebih tepat.
b.
Cara
kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari observasi atau
pengamatan secara teliti terhadap gejala
(simpton) yang sedang diselidiki. Observasi yang berulang-ulang akan
memperlihatkan adanya ciri-ciri umum yang dirumuskan menjadi hipotesa.
Selanjutnya hipotesa tersebut dikukuhkan dengan menemukan bukti-bukti empiris
yang dapat mendukungnya. Hipotesa yang berhasil dibuktikan (justifikasi) akan
berubah menjadi hukum.
K.R. Popper menolak cara
kerja di atas, terutama pada asas verifiabilitas, dimana sebuah pernyataan dapat
dibenarkan berdasarkan bukti-bukti verifikasi dari pengamatan empiris.
c.
K.R
Popper menawarkan solusi baru dengan mengajukan prinsip FALSIFA BILITAS.
Bahwa sebuah pernyataan
dapat dibuktikan kesalahannya. Artinya sebuah hipotesa, hukum atau teori
kebenarannya bersifat sementara, selama belum ditemukan kesalahan-kesalahan di
dalamnya.
Misalnya, jika ada
pernyataan bahwa rambut manusia berwarna hitam melalui prinsip falsifiabilitas
itu cukup ditemukan sehelai rambut manusia yang bukan berwarna hitam (entah putih,
kuning, merah, dan lain-lain), maka pernyataan tersebut akan runtuh. Namun apabila
suatu hipotesa dapat bertahan melawan segala usaha penyangkalan, maka hipotesa
tersebut akan semakin diperkokoh.
Referensi :
Ramdani, Tri “PENGERTIAN METODE DAN
METODOLOGI PENELITIAN” Feb 26, 2014
http://www.slideshare.net/tri_ramdani/pengertian-metode-dan-metodologi-penelitian/
No comments:
Post a Comment