Thursday 2 April 2015

Metodologi Penelitian Teknik Informatika

Nama  : Merriana
NIM     : D03112041
METODOLOGI PENELITIAN
Metedologi Penelitian terdiri dari dua kata yaitu Metodologi dan penelitian. Metodologi dari kata Metode yang berarti cara, dan Logos yang artinya ilmu / sifat ilmiah. Jadi metodologi merupakan analisis teoritis mengenai suatu metode, cara kerja, langkah – langkah ataupun prosedur. Sedangkan Penelitian adalah suatu penyelidikan yang sistematis untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, dan juga merupakan suatu cara yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelesaikan masalah tertentu.
Jadi Metodologi Penelitian merupakan serangkaian aturan, langkah-langkah, ataupun prosedur yang sistematis dan terorganisasi yang digunakan oleh peneliti untuk menemukan dan menyelesaikan suatu masalah serta mengembangkan ilmu pengetahuan.
Tujuan  Penelitian adalah untuk menemukan, membuktikan dan mengembangan ilmu pengetahuan.
a.    Penemuan. Data yang ditemukan dari penelitian merupakan data baru yang belum pernah diketahui sebelumnya.
  1. Pembuktian. Data yang ditemukan dari penelitian digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi pengetahuan sebelumnya.
  2. Pengembangan. Data yang ditemukan dari penelitian digunakan untuk memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan yang telah ada sebelumnya.
Kegunaan penelitian adalah untuk memahami, mengantisipasi serta memecahkan masalah
  1. Memahami masalah. Data yang ditemukan dari penelitian digunakan untuk memperjelas suatu masalah atau informasi.
  2. Mengantisipasi masalah. Data yang ditemukan dari penelitian digunakan untuk mengupayakan agar masalah tersebut tidak terjadi.
  3. Memecahkan masalah. Data yang ditemukan dari penelitian digunakan untuk menghilangkan atau meminimalkan masalah.
Langkah Dalam Metode Ilmiah
Menurut Schluter (1926) terdapat 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah. Di antaranya adalah sebagai berikut:
a.    Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.
b.    Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin dipecahkan.
c.    Membangun sebuah bibliografi.
d.    Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
e.    Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
f.     Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hubungannya dengan data atau bukti,baik secara langsung atau pun tidak langsung.
g.    Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.
h.    Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.
i.      Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.
j.      Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.
k.    Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.
l.      Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
m.   Mengatur data untuk persentase dan penampilan.
n.    Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).
o.    Menulis laporan penelitian.
Prinsip-Prinsip Metodologi Penelitian menurut beberapa ahli
1.    Rene Descartes
Rene Descartes mengemukakan 6 (enam) prinsip Metodologi dalam karya Discourse On Methoda yaitu sebagai berikut :
A.    Masalah ilmu pengetahuan harus dimulai dengan akal sehat (common sense) yang pada umumnya dimiliki oleh semua orang.
Menurut Descartes Akal sehat sangat penting penerapannya dalam aktivitas ilmiah.
B.    Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan digunakan dalam aktivitas ilmiah maupun dalam penelitian.
Descartes mengajukan 4 (empat) langkah atau prosedur yang dapat membantu dalam metodologi penelitian yaitu:
1.    Jika kita tidak mempunyai pengetahuan yang jelas mengenai kebenarannya, jangan langsung menerima baik apa saja sebagai yang benar.  Artinya, dengan cermat hindari kesimpulan-kesimpulan dan pra konsepsi yang terburu-buru dan jangan memasukkan apapun ke dalam pertimbangan lebih dari pada yang terpapar dengan begitu jelas sehingga tidak perlu diragukan lagi.
2.    Pecahkanlah setiap kesulitan anda menjadi sebanyak mungkin bagian dan sebanyak yang dapat dilakukan untuk mempermudah penyelesaiannya secara lebih baik.
3.    Berpikir secara jernih dan tertib, mulai dari objek yang paling sederhana sampai yang paling mudah, lalu setahap demi setahap meningkat sedikit demi sedikit,  sampai ke pengetahuan yang paling kompleks, dan dengan mengumpamakan sesuatu urutan di antara objek  tersebut.
4.    Buat urutan untuk seluruh permasalahan dengan sedetail mungkin serta tinjau ulang masalah dengan menyeluruh sampai kita merasa pasti, dan tidak ada satu pun yang terlewatkan.
Langkah yang digambarkan Descartes diatas merupakan suatu sikap skeptis metodis dalam mendapatkan suatu kebenaran yang pasti.
C.   Beberapa kaidah moral yang menjadi landasan penerapan metode sebagai berikut:
1.    Mematuhi undang-undang, adat istiadat serta kebudayaan sambil berpegang pada agama.
2.    Bertindak dengan tegas, baik pada pendapat yang paling meyakinkan maupun yang paling meragukan.
3.    Berusaha mengubah diri sendiri terlebih dahulu dari pada merombak tatanan dunia.
D.   Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang sering kali dibingungkan oleh alat indera. Kita dapat meragukan semua hal, namun kita tidak mungkin meragukan diri sendiri, meskipun kita sedang dalam keadaan ragu-ragu.
E.    Menegaskan tentang dualisme dalam diri manusia yang terdiri dari dua substansi yaitu Rescogitans (jiwa), dan Res-Extensa (jasmani)

2.    Alfred Julesayer
Dalam karya Language Truth and Logic. Alfred Julesayer mengemukakan bahwa prinsip metodologi terkait dengan prinsip verifikasi.
Menurut Alfred Julesayer , terdapat dua jenis verifikasi yaitu:
a.    Strong verifiable atau Verifikasi dalam arti yang ketat, merupakan sejauh mana kebenaran suatu proposisi (duga-dugaan) mendukung pengalaman secara meyakinkan
b.    Soft verifiable atau Verifikasi dalam arti yang lunak, merupakan kemungkinan untuk menerima pernyataan dalam bidang sejarah/masa lampau dan ramalan masa depan sebagai pernyataan yang mengandung makna

3.    C. Karl Raimund Popper
K.R. Popper merupakan seorang filsuf kontemporer yang melihat kelemahan prinsip verifikasi yang berupa sifat pembenaran (justification) terhadap teori yang telah ada.
K.R. Popper mengajukan beberapa prinsip verifikasi sebagai berikut:
a.    Popper menentang anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat dibuktikan kebenarannya melalui prinsip verifikasi.
Teori ilmiah selalu bersifat dugaan sementara atau hipotesis, tidak ada kebenaran terakhir. Setiap teori selalu terbuka dan dapat ditambahkan atau digantikan oleh teori lain yang lebih tepat.
b.    Cara kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari observasi atau pengamatan secara teliti  terhadap gejala (simpton) yang sedang diselidiki. Observasi yang berulang-ulang akan memperlihatkan adanya ciri-ciri umum yang dirumuskan menjadi hipotesa. Selanjutnya hipotesa tersebut dikukuhkan dengan menemukan bukti-bukti empiris yang dapat mendukungnya. Hipotesa yang berhasil dibuktikan (justifikasi) akan berubah menjadi hukum.
K.R. Popper menolak cara kerja di atas, terutama pada asas verifiabilitas, dimana sebuah pernyataan dapat dibenarkan berdasarkan bukti-bukti verifikasi dari pengamatan empiris.
c.    K.R Popper menawarkan solusi baru dengan mengajukan prinsip FALSIFA BILITAS.
Bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya. Artinya sebuah hipotesa, hukum atau teori kebenarannya bersifat sementara, selama belum ditemukan kesalahan-kesalahan di dalamnya.
Misalnya, jika ada pernyataan bahwa rambut manusia berwarna hitam melalui prinsip falsifiabilitas itu cukup ditemukan sehelai rambut manusia yang bukan berwarna hitam (entah putih, kuning, merah, dan lain-lain), maka pernyataan tersebut akan runtuh. Namun apabila suatu hipotesa dapat bertahan melawan segala usaha penyangkalan, maka hipotesa tersebut akan semakin diperkokoh.

Referensi :

Ramdani, Tri “PENGERTIAN METODE DAN METODOLOGI PENELITIAN” Feb 26, 2014
http://www.slideshare.net/tri_ramdani/pengertian-metode-dan-metodologi-penelitian/


No comments:

Post a Comment