M. Dwi Etsa Putra (D03112013)
Metodologi penelitian adalah
sekumpulan peraturan , kegiatan , dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu
disiplin ilmu. Metodologi erupakan
analisis teoritis mengenai suatu cara / metode.
Prinsip metodologi
Adapun berbagai prinsip
metodologi dapat dikategorikan berdasarkan pendapat ahli diantaranya :
1. Rene Descartes
Dalam Discourse On Methoda , terdapat
6 ( enam ) prinsip metodologi :
I.
Membicarakan masalah ilmu pengetahuan diawali dengan
menyebutkan common senses yang dimiliki oleh semua orang . Akal sehat menurut
Descartes memiliki kelebihan dan kekurangan , hanya bagian yang terpenting
adalah penerapan common sences dalam aktivitas ilmiah .
II.
Menjelaskan dasar-dasar pokok tentang metode yang akan
digunakan dalam aktivitas ilmiah maupun penelitian . Descartes mengajukan 4 langkah
atau aturan yang dapat mendukung metode yang dimaksud yaitu :
➔
Jangan pernah menerima hal sebagai sesuatu yang benar,
jika anda tidak mempunyai pengetahuan yang jelas mengenai kebenarannya . maknanya,
dengan hindari kesimpulan dan pra-konsepsi
yang terburu-buru serta tidak memasukkan apapun ke dalam pertimbangan anda
lebih dari pada yang dilihat dengan begitu jelas sehingga tidak perlu diragukan
lagi.
➔
Selesaikan setiap problems menjadi sebanyak mungkin
bagian dan sebanyak yang dapat dilakukan untuk mempermudah penyelesaiannya.
➔
Atur pemikiran anda secara jernih dan tertib, mulai
dari objek yang paling sederhana dan paling mudah diketahui, lalu meningkat setahap
demi setahap ke pengetahuan yang paling kompleks, dan dengan urutan bahkan di
antara objek yang sebelum itu tidak mempunyai ketertiban baru.
➔
Lakukan penomoran untuk semua problems selengkap
mungkin, dan adakan pengecekan ulang secara menyeluruh sehingga tidak ada suatu
pun yang ketinggalan.
➔
Langkah yang digambarkan Descartes menggambarkan suatu
sikap skeptis metodis dalam memperoleh kebenaran yang pasti.
III.
Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan
penerapan metode:
Ø
Mematuhi UU dan adat istiadat negeri, sambil
berpegang pada norma agama yang diajarkan.
Ø
Bertindak tegas, serta mantap, baik pada waktu
pendapat yang paling meyakinkan maupun yang paling meragukan.
Ø
Berusaha melakukan perbaikan kekurangan pada
diri dari pada merombak tatanan dunia.
IV.
Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang sering kali
terkecoh oleh panca indera. Kita memang bisa membayangkan diri kita tidak
berubah, tapi kita tidak dapat membayangkan diri kita tidak memiliki eksistensi,
karena terbukti bahwa kita dapat menyangsikan kebenaran pendapat lain. Karena itu,
kita bisa meragukan semua hal, hanya saja kita tidak mungkin meragukan kita
sendiri yang sedang dalam keadaan ragu-ragu.
V.
Menegaskan dualisme
dalam diri manusia yang terdiri atas dua substansi yaitu RESCOGITANS dan
RES-EXTENSA. Tubuh (Res-Extensa) dilihat sebagai mesin yang tentunya karena
ciptaan Tuhan, maka terbuat lebih baik. Atas ketergantungan antara dua kodrat yaitu
jiwa bernalar dan kodrat jasmani. Jiwa secara kodrat tidak ikut mati
bersama dengan tubuh. Jiwa manusia itu dianggap abadi.
2. Alfred Julesayer
Dalam bukunya yang berjudul “ Language,
Truth and Logic ” tentang prinsip metodologi adalah prinsip verifikasi.
Terdapat 2 ( dua ) jenis verifikasi :
I.
Verifikasi dalam artian yang ketat yaitu sejauh mana
kebenaran suatu dugaan itu mendukung pengalaman secara meyakinkan
II.
Verifikasi dalam artian yang lunak, yaitu jika telah terdapat
kemungkinan untuk menerima pernyataan dalam bidang sejarah dan prediksi masa
depan sebagai pernyataan yang mengandung makna
III.
Julesayer menampik kekhawatiran metafisik dalam dunia
ilmiah, sebab pernyataan-pernyataan metafisik (termasuk etika theologi)
merupakan pernyataan yang tidak bermakna daripada tidak dapat dilakukan
verifikasi apapun.
3. Karl Raimund Popper
K.R. Popper filsuf kontemporer melihat
kelemahan dalam prinsip verifikasi berupa pembenaran (justification) terhadap
teori yang ada. Popper mengajukan prinsip verifikasi :
I.
Popper menolak anggapan bahwa suatu teori dirumuskan
dan dapat dibuktikan kebenarannya melalui prinsip verifikasi. Teori ilmiah
selalu bersifat hipotetis / hipotesa, tidak ada kebenaran mutlak. Setiap teori
selalu memiliki kemungkinan untuk digantikan oleh teori yang lebih tepat.
II.
Metode
induksi yang secara sistematis dimulai dari observasi secara teliti tentang
gejala yang sedang diselidiki. Pengamatan berulang memperlihatkan adanya
ciri-ciri umum yang dapat dirumuskan menjadi hipotesis. Selanjutnya hipotesis
itu dikuatkan dengan cara memberikan bukti-bukti empiris yang dapat
mendukungnya. Hipotesis yang berhasil dibenarkan (justifikasi) akan berubah
menjadi hukum. Popper menolak cara kerja tadi, apalag pada bagian asas
verifiabilitas, sebuah pernyataan dapat dibenarkan berdasarkan bukti-bukti
verifikasi pengamatan empiris.
III.
Popper
mengajukan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip FALSIFA BILITAS, bahwa
sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya atau kelemahannya. Maksudnya
adalah sebuah hipotesis, hukum, atau teori, kebenarannya bersifat sementara, sebelum
ditemukan kesalahan yang ada di dalamnya. Contoh, jika ada pernyataan bahwa
semua beruang kutub berbulu putih melalui prinsip falsifiabilitas itu cukup
ditemukan seekor beruang kutub yang tidak berbulu putih (ungu, kuning, hijau,
dan lain-lain), maka absahlah pernyataan tersebut. Namun apabila suatu hipotesis
dapat bertahan melawan usaha penyangkalan , maka hipotesis tersebut semakin
diperkokoh.
Karakteristik
penelitian
1. Tujuan
penelitian yaitu untuk memperoleh pengetahuan yang dapat menjawab pertanyaan
atau dapat memecahkan permasalahan yang terdapat di batasan masalah.
2. Metodologi
penelitian merupakan pengetahuan yang mengkaji ketentuan tentang metode-metode
yang digunakan dalam penelitian.
3. Penelitian
dan ilmu merupakan penerapan dari metode yang digunakan untuk memperoleh
pengetahuan ilmiah.
No comments:
Post a Comment