Sunday 5 April 2015

Metodologi Penelitian

M. Dwi Etsa Putra (D03112013)
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan , kegiatan , dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi erupakan analisis teoritis mengenai suatu cara / metode.

Prinsip metodologi

Adapun berbagai prinsip metodologi dapat dikategorikan berdasarkan pendapat ahli diantaranya :

1. Rene Descartes

Dalam Discourse On Methoda , terdapat 6 ( enam ) prinsip metodologi :
      I.        Membicarakan masalah ilmu pengetahuan diawali dengan menyebutkan common senses yang dimiliki oleh semua orang . Akal sehat menurut Descartes memiliki kelebihan dan kekurangan , hanya bagian yang terpenting adalah penerapan common sences dalam aktivitas ilmiah .
    II.        Menjelaskan dasar-dasar pokok tentang metode yang akan digunakan dalam aktivitas ilmiah maupun penelitian . Descartes mengajukan 4 langkah atau aturan yang dapat mendukung metode yang dimaksud yaitu :
     Jangan pernah menerima hal sebagai sesuatu yang benar, jika anda tidak mempunyai pengetahuan yang jelas mengenai kebenarannya . maknanya, dengan  hindari kesimpulan dan pra-konsepsi yang terburu-buru serta tidak memasukkan apapun ke dalam pertimbangan anda lebih dari pada yang dilihat dengan begitu jelas sehingga tidak perlu diragukan lagi.
     Selesaikan setiap problems menjadi sebanyak mungkin bagian dan sebanyak yang dapat dilakukan untuk mempermudah penyelesaiannya.
     Atur pemikiran anda secara jernih dan tertib, mulai dari objek yang paling sederhana dan paling mudah diketahui, lalu meningkat setahap demi setahap ke pengetahuan yang paling kompleks, dan dengan urutan bahkan di antara objek yang sebelum itu tidak mempunyai ketertiban baru.
     Lakukan penomoran untuk semua problems selengkap mungkin, dan adakan pengecekan ulang secara menyeluruh sehingga tidak ada suatu pun yang ketinggalan.
     Langkah yang digambarkan Descartes menggambarkan suatu sikap skeptis metodis dalam memperoleh kebenaran yang pasti.

   III.        Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan penerapan metode:
Ø  Mematuhi UU dan adat istiadat negeri, sambil berpegang pada norma agama yang diajarkan.
Ø  Bertindak tegas, serta mantap, baik pada waktu pendapat yang paling meyakinkan maupun yang paling meragukan.
Ø  Berusaha melakukan perbaikan kekurangan pada diri dari pada merombak tatanan dunia.
  IV.        Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang sering kali terkecoh oleh panca indera. Kita memang bisa membayangkan diri kita tidak berubah, tapi kita tidak dapat membayangkan diri kita tidak memiliki eksistensi, karena terbukti bahwa kita dapat menyangsikan kebenaran pendapat lain. Karena itu, kita bisa meragukan semua hal, hanya saja kita tidak mungkin meragukan kita sendiri yang sedang dalam keadaan ragu-ragu.
    V.        Menegaskan dualisme dalam diri manusia yang terdiri atas dua substansi yaitu RESCOGITANS dan RES-EXTENSA. Tubuh (Res-Extensa) dilihat sebagai mesin yang tentunya karena ciptaan Tuhan, maka terbuat lebih baik. Atas ketergantungan antara dua kodrat yaitu jiwa bernalar dan kodrat jasmani. Jiwa secara kodrat tidak ikut mati bersama dengan tubuh. Jiwa manusia itu dianggap abadi.

2. Alfred Julesayer
Dalam bukunya yang berjudul “ Language, Truth and Logic ” tentang prinsip metodologi adalah prinsip verifikasi. Terdapat 2 ( dua ) jenis verifikasi :

      I.        Verifikasi dalam artian yang ketat yaitu sejauh mana kebenaran suatu dugaan itu mendukung pengalaman secara meyakinkan

    II.        Verifikasi dalam artian yang lunak, yaitu jika telah terdapat kemungkinan untuk menerima pernyataan dalam bidang sejarah dan prediksi masa depan sebagai pernyataan yang mengandung makna

   III.        Julesayer menampik kekhawatiran metafisik dalam dunia ilmiah, sebab pernyataan-pernyataan metafisik (termasuk etika theologi) merupakan pernyataan yang tidak bermakna daripada tidak dapat dilakukan verifikasi apapun.

3. Karl Raimund Popper
K.R. Popper filsuf kontemporer melihat kelemahan dalam prinsip verifikasi berupa pembenaran (justification) terhadap teori yang ada. Popper mengajukan prinsip verifikasi :

      I.        Popper menolak anggapan bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat dibuktikan kebenarannya melalui prinsip verifikasi. Teori ilmiah selalu bersifat hipotetis / hipotesa, tidak ada kebenaran mutlak. Setiap teori selalu memiliki kemungkinan untuk digantikan oleh teori yang lebih tepat.

    II.        Metode induksi yang secara sistematis dimulai dari observasi secara teliti tentang gejala yang sedang diselidiki. Pengamatan berulang memperlihatkan adanya ciri-ciri umum yang dapat dirumuskan menjadi hipotesis. Selanjutnya hipotesis itu dikuatkan dengan cara memberikan bukti-bukti empiris yang dapat mendukungnya. Hipotesis yang berhasil dibenarkan (justifikasi) akan berubah menjadi hukum. Popper menolak cara kerja tadi, apalag pada bagian asas verifiabilitas, sebuah pernyataan dapat dibenarkan berdasarkan bukti-bukti verifikasi pengamatan empiris.

   III.        Popper mengajukan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip FALSIFA BILITAS, bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya atau kelemahannya. Maksudnya adalah sebuah hipotesis, hukum, atau teori, kebenarannya bersifat sementara, sebelum ditemukan kesalahan yang ada di dalamnya. Contoh, jika ada pernyataan bahwa semua beruang kutub berbulu putih melalui prinsip falsifiabilitas itu cukup ditemukan seekor beruang kutub yang tidak berbulu putih (ungu, kuning, hijau, dan lain-lain), maka absahlah pernyataan tersebut. Namun apabila suatu hipotesis dapat bertahan melawan usaha penyangkalan , maka hipotesis tersebut semakin diperkokoh.

Karakteristik penelitian
1.    Tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh pengetahuan yang dapat menjawab pertanyaan atau dapat memecahkan permasalahan yang terdapat di batasan masalah.

2.    Metodologi penelitian merupakan pengetahuan yang mengkaji ketentuan tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.

3.    Penelitian dan ilmu merupakan penerapan dari metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah.





No comments:

Post a Comment